Cari Blog Ini

About Me

Sabtu, 13 Februari 2016

Dramacommended - Reply 1988



Time has change, and it is so fast.
Gue baru selesai nonot drama Reply Me 1988. drama yang boomingnya ngalahin berita pacaran Hani EXID sama Junsu JYJ. Drama yang bikin hits anak kpop seantereo jagat raya. Drama yang mulai dari milih castnya aja butuh perdebatan jiwa penulis, PD-nim, dan fans (tentu aja). Gue nonton ketika semua pertanyaan udah punya jawabannya. Bahwa suami Deok Sun adalah Choi Taek.


FYI, gue nonton drama ini kalau dipikir-pikir udah kaya nonton drama 40 episode. Durasi drama yang hampir 2 jam penuh bener-bener nguras waktu gue yang harusnya lagi fokus sama tugas akhir yang bikin repot. Gue meluangkan waktu biar gue bisa nyambung ngobrol sama anak-anak kpop lainnya yang meng-hitskan diri karena mereka udah nonton dramanya. Selain itu juga gue kepo sama jalan ceritanya.

Seperti drama-drama Reply sebelumnya, penonton dikasih hint-hint yang harus dipecahkan. Gue lupa sih episode berapa, yang pas Deok Sun tua bilang sama suaminya tentang foto yang dia ambil entah darimana, dan bilang kalau hari itu adalah hari yang berkesan buat suaminya. Pas gue liat episodenya gue merasa kalau jelas dari hint itu Taek bakal jadi suaminya.

Nonton drama ini candu asli banget. Gue tau siapa suami Deok Sun nantinya, tapi tiap episode gue selalu bilang nggak mungkin Taek yang jadi suaminya. Karena menurut gue yang berhak jadi suaminya Deok Sun adalah Jung Pal. Jung Pal ngelakuin banyak hal buat Deok Sun, nunggu sejam di depan gerbang cuma supaya bisa berangkat bareng sama Deok Sun, dateng ke Gangnam buat susulin Deok Sun, ngelindungin Deok Sun pas di bus yang penuh. Banyak banget yang dia lakuin, sayangnya si Deok Sun nggak sadar aja tuh.

BTW, kita nggak bisa juga nyalahin Deok Sun juga sih. Tau dong male attitude, Jung Pal ngelakuin hal itu bisa aja karena hal tersebut. Karena sepantasnya, karena dia laki-laki. Kalau gue jadi Deok Sun gue bakal berpikir begitu juga. Nggak bisa bilang jika apa yang dilakukan Jung Pal adalah ciri khas orang yang suka sama kita ya kan ? Apalagi Jung Pal temen kecil kita.
 
Banyak orang yang merasa kecewa dengan ending yang terlalu mengada-ngada. Mereka bilang kalau penulisnya emang merubah jalan cerita di detik-detik terakhir episode terakhir drama. Sebab 2 episode terakhir Jung Pal kita, Jung Pal nya para penonton yang (kayaknya) kebanyakkan punya nasib yang sama (cidaha ye) cuma jadi kameo yang ada cuma lewat-lewat doang. Gue ga bisa nyalahin penonton juga, karena sayangnya sejak awal kita disajikan oleh banyaknya muka datar Jung Pal di tiap episode sehingga kita emang benar-benar berempati sama dia. Intinya sih penulis-nim nya sukses bikin kita baper sama tokoh Jungpal Bhihihihik.

Untuk gue sendiri, gue ngerasa puas dengan ending yang ada. Karena gue Tim Taek, karena gue Park Bo Gum biased, karena gue suka nonton Music Bank, karena dia cocok sama Irene yang notabenenya adalah bias gue di Red Velvet selain Wendy. Karena dia Choi Taek, yang akan ngorbanin apa aja yang menurutnya pantas dikorbankan.

Gue berempati sama Taek sejak awal episode. Berempati karena dia jarang tampil (eh). Bukan maksudnya, gue berempati dan menaruh harap dia bakalan jadi suami Deok Sun (padahal gue udah tau) adalah dia. Kenapa ? Karena dia bisa memprioritaskan prinsipnya. Kalau dia nggak memprioritaskan, gue yakin dia nggak bakal jadi pemain baduk internasional waktu itu. Itu karena dia serius dengan pilihannya, yang gue fikirkan pada saat itu.

Awalnya gue merasa setelah beberapa episode berjalan, suami Deok Sun bukan Taek. Hal ini karena gue lupa Taek itu Park Bo Gum atau Go Kyung Pyo. Supaya gue merasakan misteriusnya akhirnya gue nggak buka asianwiki buat nyari tau, ya meskipun di episode selanjutnya, gue akhirnya tahu kalau Choi Taek itu PBG.
Terkait dengan kekesalan penonton, sejak awal kita sudah melihat jika apa penyebab Replay 1988 itu ada karena sebuah wawancara yang dilakukan oleh Deok Sun tua. Dari situ gue sih mikir kayaknya suami Deok Sun itu punya pengaruh dong di Korea. Dan gue memposisikan diri meskipun sulit untuk berpura-pura tidak tahu jika Taek adalah suaminya. Sebenarnya hint itu udah menyatakan sih kalau Taek suaminya, sebab yang kita tahu pada tahun 1988 itu Jung Pal hanya pelajar biasa.

Gue bikin postingan ini bukan untuk membahas jalan ceritanya sih sebenarnya. FYI, gue bikin tulisan ini cuma pengin bilang ternyata gue juga merasakan kebaperan yang dirasakan oleh tim Jung Pal. Galau berlebihan, sulit move-on dengan ending yang bikin patah hidup, sulit melupakan Jung Pal dan kesan manisnya yang tidak diketahui oleh Deok Sun, kasih sayang keluarga Sung Dong Il, dan banyak lainnya.

Alasan gue nggak bisa move on adalah karena gue nggak tahu kabar ending dari Jung Pal dan Ddodong Ryong. Gue pengen tahu mereka seumuran dengan Deok Sun di tahun 2016 itu jadi apa ? Di tengah-tengah masa pensiun mereka. Karena gue nggak peduli Deok Sun sama siapa nantinya.

Di akhir episode gue nangis, agak kejer tapi nggak lebay sih biasa aja. Cuma emang kaget aja. Gue nggak menyangka kalau Ssamundong berakhir menyedihkan, ditinggal keramaian yang tadinya menghangatkan. Gue bener-bener nangis ketika keluarga Jung Pal akhirnya memutuskan pindah dari sana padahal kalau nggak pindah bisa aja Jung pal balik sama Deok Sun. Soalnya Choi Taek udah pindah duluan yeee.
 
Kalau Reply 1997 dan 1994 kita jelas tahu kalau ujungnya mereka (genk tahunan) akhirnya ketemu dan tetap berkomunikasi seperti sedia kala dan dijelaskan kalau mereka masih berkomunikasi selayaknya teman. Sayangnya di Replay 1988, kita cuma menemukan Deok Sun, , Choi Taek, Bora, Noeul dan suaranya Sun Woo tua. Padahal jelas gue menunggu bagaimana sosok tua dari Jung Pal jelmaan gue di drama atau Ddong Ryong yang bersifat sama kaya gue di drama. Minusnya kayaknya itu aja sih.

Gue terlalu sensitif kalau inget waktu. Drama ini ingetin gue sama tahun ini, tahun 2009, tahun 2001 atau tahun jauh sebelum ini yang potongan-potongannya masih gue inget dengan baik. Ada beberapa hal yang gue sesalkan sehingga gue selalu nangis ketika ingat ending reply 1988. selalu ingat sama kalimat Deok Sun yang bilang “menyesal tak bisa ungkapkan selamat tinggal, pada yang sudah pergi, pada waktu yang berlalu” In fact  gue nangis kejer pada bagian itu. Karena selama ini, gue merasa kalau gue nggak pernah ngucapin selamat tinggal, atau sampai jumpa.

Kebaperan gue akan ending yang begitu membuat gue frustasi beberapa hari, gue masih suka sedih, suka marah dan kecewa sama diri gue sendiri. Sebegitu hebatnya drama ini bisa bikin gue ga nafsu melakukan hal-hal yang harusnya udah selesai. Contohnya adalah Skirpsi gue yang harus masih gue revisi dan setorkan ke dosen pembimbing.

Gue posting di intagram tentang reply 1988, hal yang mulai nggak gue lakukan semenjak gue sadar kalau instagram adalah tempat menjaga reputasi kita, tempat di mana orang-orang melihat kita melalui visualisasi kita, tempat yang tadinya isinya sampah sudah mulai gue hapuskan sampah-sampah itu dan mulai gue isi dengan hal yang gue katakan adalah hobi berkualitas. Gue posting foto sampul drama reply 1988 dan mengatakan jika gue banyak belajar dari drama 20 episode itu.

Setelah gue posting drama Misaeng beberapa bulan lalu dan menjadi postingan terakhir gue tentang drama di blog ini, tahun ini gue buka dengan postingan tentang drama keluaran TVn juga dengan judul Reply 1988. 2 drama ini ngajarin gue banyak hal, sabar, berusaha, tidak ragu dan memperjuangkan hal yang menurut lo merupakan hal yang pantas lo perjuangin.

Sulit ngobatin luka yang diberikan oleh penulis-nim di drama Replay 1988 karena akhirnya kita tahu, hal yang kita harapkan nggak sesuai dengan kenyataan. Drama ini ngajarin gue untuk tidak berharap lebih banyak selain memasrahkannya, tidak memaksa ketika kita tahu jika tidak banyak yang kita perjuangkan.

Dari tokoh Deok Sun gue belajar buat menjadi orang yang bahagia, dari Bora gue belajar untuk kuat dan tidak diremehkan, dari Sun Woo gue belajar kasih sayang yang tulus dan kuat bertahan, dari Jung Pal gue belajar cinta tanpa balas budi, dari Ddong Ryong gue belajar menjadi setia kawan, dari  Taek gue belajar untuk tidak ragu, dari para orang tua gue belajar menjadi anak yang berbakti.

Suatu hari orang tua kita akan tua, sudah saatnya mereka hanya duduk di teras sambil meminum teh hangat di bawah hujan yang lebat. Karena itu, malam ini, sebelum gue menyesal seperti Deok Sun, gue mau ngucapin selamat tinggal buat masa lalu gue. Selamat tinggal kepada gue di kemarin.

Buat nyembuhin luka yang ditorehkan, gue harus nonton drama yang happy ending. Ani bilang kalau Oh My Venus dramanya bagus. Tapi apalah pas episode 14 gue memutuskan untuk berhenti nonton karena alurrnya sangat lama dan berkali-kali gue tidur karena dramanya agak kurang realistis. Akhirnya gue nonton Kill me Heal me yang hits juga tapi tetep gue belum tonton. Seru sih, tapi bahasannya nggak seringan yang gue mau akhirnya gue selesaikan di episode 6 dengan masih luka yang belum sembuh. Akhirnya pilihan gue jatuh ke bubblegum-nya Lee Dong Wook. Membicarakan tentang kebahagiaan. Episode awal seru sih, apalagi soundtracknya emang pas gitu. Ingetin gue sama soundtrack Angel Eyes, taunya yang nyanyi emang Lesse Lindh. Gue berharap drama ini bisa nyembuhin gue soalnya gue harus menyelesaikan draft skripsi gue yang mulai terbengkalai. Nulis skripsi butuh mood dan drama reply 1988 bikin mood nulis gue ilang.

Di akhir postingan ini, gue akan berandai-andai kalau gue berada di posisi Deok Sun siapa yang akan gue pilih. Tentu saja, Taek. Karena dia nggak ragu-ragu meninggalkan prioritasnya kepada orang yang ia cintai.
Seandainya saja, Jung Pal tidak ragu.
See you in next post !!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar